LA DECIMA

LA DECIMA

Jumat, 30 Mei 2014

method accecor dan mutator (PBO 1)

pertama - tama buat class mahasiswa dulu ==>


public class Mahasiswa {
//atribut
String nim;
String nama;
String alamat;
String hp;
String facebook;

//constructor
public Mahasiswa(){
nim ="";
nama ="";
alamat ="";
hp ="";
facebook ="";
}

public Mahasiswa(String nim, String nama, String alamat, String hp, String facebook){
this.nim = nim;
this.nama = nama;
this.alamat = alamat;
this.hp = hp;
this.facebook = facebook;
}


//method
public void cetakProfil(){
System.out.println("Biodata");
System.out.println("===================================");
System.out.println("NIM      : "+getNim());
System.out.println("Nama     : "+getNama());
System.out.println("Alamat   : "+getAlamat());
System.out.println("No. HP   : "+getHp());
System.out.println("Facebook : "+getFacebook());
System.out.println("===================================");
System.out.println("STMIK Widya Pratama@2014");
System.out.println("===================================");
}

//method accecor
public String getNim(){
return nim;
}

public String getNama(){
return nama;
}

public String getAlamat(){
return alamat;
}

public String getHp(){
return hp;
}

public String getFacebook(){
return facebook;
}

// method mutator

public void setNim(String nim){
this.nim = nim;
}

public void setNama(String nama){
this.nama = nama;
}

public void setAlamat(String alamat){
this.alamat = alamat;
}

public void setHp(String hp){
this.hp = hp;
}

public void setFacebook(String facebook){
this.facebook = facebook;
}

}



kemudian buat class biodata2 untuk mengcompile and merunning programnya ==>


public class Biodata2{
public static void main(String[] args){
Mahasiswa mhs = new Mahasiswa("12.230.0000","cahiel","Pekalongan","08901081994","http://facebook/ioio");
mhs.cetakProfil();
mhs.setNim("12.230.0021");
mhs.setNama("Gusty Cahiel");
mhs.setAlamat("Proyonanggan Utara, Batang");
mhs.setHp("08925071994");
mhs.setFacebook("http://facebook.com/gusty");
mhs.cetakProfil();

Mahasiswa mhs2 = new Mahasiswa();
mhs2.cetakProfil();
mhs2.setNim("12.230.0021");
mhs2.cetakProfil();
}
}




Read more ...

program penjualan (PBO 1)

import java.io.*;
public class distro{
public static void main (String [] rio){
int jawab =0;
int price=0;
int total;
BufferedReader masuk = new BufferedReader(new InputStreamReader (System.in));
try{
while(jawab!=4){
int quantity=0;
String item ="tidak tersedia";
System.out.println();
System.out.println("==================");
System.out.println("CAHIEL DISTRO ");
System.out.println("==================");
System.out.println("   5. Jacket");
System.out.println("   6. T-shirt");
System.out.println("   7. Jeans");
System.out.println("   8. exit");
System.out.println("==================");
System.out.println();
System.out.print("Choose No. [5 - 8 ] ? ");
try{
jawab = Integer.parseInt(masuk.readLine());
}catch(NumberFormatException angka){
System.out.println("bukan menu yang anda masukkan");
}
if (jawab==5){
item = "Jacket";
price = 210000;

}else if (jawab==6){
item = "T-shirt";
price = 115000;

}else if (jawab==7){
item = "Jeans";
price = 175000;

}else if (jawab==8){
System.exit(0);
}

System.out.println();
System.out.println("Item Order      : "+item);
System.out.println("Price / item    : "+price);
if (!(item.equalsIgnoreCase("tidak tersedia"))){
System.out.print("Quantity : ");
try{
quantity = Integer.parseInt(masuk.readLine());
}catch(NumberFormatException angk){
System.out.println("masukkan nominal dengan benar");
}
System.out.println("Total Cost   : Rp."+(price*quantity));
}
System.out.println("==================");
}
}catch(IOException er){
System.out.println();}
}
}





Read more ...

Senin, 26 Mei 2014

Ringkasan Film the Billionare

Berikut ini The Billionaire dari segi bisnis
  1. Bisnis pertama: equipment langka di multiplayer game
Disinilah Top berkenalan dengan dunia bisnis. Awalnya Top sedang bermain dan chatting dengan beberapa karakter game lainnya. Percakapan yang dia lakukan adalah tentang transaksi equipment langka yang karakter Top punya. Berbagai penawaran dilakukan sampai akhirnya karakter lain yang ingin membeli equipment langka tersebut ingin membeli equipment langka tersebut dengan dolar singapura. Karena dia tidak memiliki rekening bank akhirnya dia meminjam rekenning bank pamannya.
            Dengan jumlah equipment langka yang karakter Top miliki dia melanjutkan untuk berbisnis. Sampaii pada akhirnya dia mampu membeli sebuah mobil dengan uang yang dia kumpulkan dari bisnis itu. Sayangnya orang tuanya tidak memberikan apresiasi malahan menyuruh Top untuk mengembalikan mobil tersebut ke toko asalnya.
            Bisnis ini berakhir ketika karakter Top di-banned karena telah menyalahi aturan permainan. Pada saat yang sama terdapat pengumuman bahwa Top tidak lulus di universitas negeri yang dharapkan oleh orang tuanya. Hal ini yang membuat Top dicerca oleh kedua orang tuanya.
2.      Bisnis kedua: kacang
Namun hasrat Top untuk berbisnis tidak pudar bahkan semakin menjadi-jadi. Pada saat ini, Top telah belajar di salah satu universitas swasta yang juga berbau bisnis. Pikiran Top waktu itu hanyalah bagaimana bisa berbisnis sehingga dia sering meninggalkan kuliahnya. Namun dia meminta tolong temannya untuk merekam semua kuliah yang dia tinggalkan. Akhirnya pikiran itu muncul yaitu ide untuk berjualan kacang. Top selalu melakukan riset pasar untuk dapat membuat bisnisnya laris. Langkah awal yang dia lakukan adalah dengan membeli mesin pembuat kacang otomatis dengan sisa uang di tabungannya. Berikutnya adalah menyewa stand di salah satu mall. Salah satu hasil dari risetnya adalah lokasi strategis membuat customer mendatangi stand kacang miliknya.
            Setelah mendapatkan lokasi strategis, pembeli mulai berdatangan. Karena memang kacang buatan Top enak, semakin banyak pembeli yang berdatangan. Melihat potensi bisnis yang besar, Top mulai berpikir untuk mengembangkan bisnisnya. Dia membeli mesin pembuat kacang yang baru dan mempekerjakan karyawan. Namun permasalahan akhirnya muncul. Top tidak melihat dampak yang terjadi dari mesin pembuat kacangnya. Asap yang dihasilkan ternyata mengotori atap. Akhirnya pihak manajemen turun tangan dan membatalkan kontrak yang telah dibuat. Bisnis ini akhirnya gagal.
            Kegagalan bisnis ini disertai dengan kepergian orang tua Top. Sebenarnya Top telah diajak untuk bergabung dengan orang tuanya. Tetapi Top menolak dengan alasan dia akan berjuang di tempatnya sekarang. Bahkan Top berjanji untuk memberikan penghidupan yang layak kepada orang tuanya. Tidak lama setelah kepergian orang tuanya, rumah miliknya disita oleh Bank untuk menutupi hutang dari ayahnya. Untungnya paman Top masih setia menemani.

3.      Bisnis ketiga: jajanan rumput laut
Dalam keputusasaan, datanglah pacar Top bernama Lin yang langsung menghiburnya. Di saat itu, Lin mengajak Top untuk berjalan-jalan ke pecinan, yaitu tempat dimana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Di mobil, Lin menyodorkan jajanan rumput laut yang berasal dari Cina. Top mencoba satu dan kahirnya ketagihan. Dari situ muncul pikiran untuk berbisnis lagi. Top berpikir bahwa untuk apa jauh-jauh ke Cina jika kita dapat membelinya di tempat yang lebih dekat.
            Dengan sisa uang yang dimilikinya, Top membeli beberapa kardus rumput laut. Berbagai percobaan dilakukan untuk menghasilkan produk jajanan rumput laut yang enak. Dibantu pamannya Top mulai menggoreng dan menggoreng rumput laut tersebut.
            Berkali-kali digoreng, hasilnya tetap tidak enak (rasanya pahit). Namun mereka tetap berusaha siang dan malam. Sayangnya mereka melupakan sesuatu yang penting yaitu kesehatan. Ketika Top pulang ke rumah, Top menemukan bahwa pamannya tergeletak di tanah. Di saat itu juga Top mebawa pamannya ke rumah sakit.
            Top masih tetap berusaha di tengah kondisi pamannya yang sedang sakit. Produk rumput laut sudah mulai sedikit dan perabotan telah habis dijual untuk membeli produk rumput laut tersebut. Suatu kali percobaan, akhirnya Top berhasil membuat rumput laut yang gurih. Dia mengetahui bahwa rumput laut tersebut haruslah disegarkan kembali dengan disiram air.

Hal berikut yang mulai dipikirkan oleh Top adalah pemasaran. Entah kenapa, Top yang awalnya sangat anti dengan kuliah mulai mencari rekaman kuliah yang dulu sering dia tinggalkan dan mendengarkannya. Top mulai sadar bahwa ternyata ajaran kuliahnya memberikan pengetahuan yang penting untuk menjalankan sebuah bisnis. Salah satu hal yang menarik perhatiannya adalah “Hukum Rimba”. Dia menemukan arti sebenarnya dari hukum tersebut melalui 7 Eleven. Dari sini muncul keinginan untuk bekerjasama dengan 7 Eleven. 
Dengan bermuka tembok, Top langsung menuju kantor pemasaran 7 Eleven. Dia bermaksud untuk menunjukkan produk bikinannya ke salah satu manajer disana agar produknya dapat dijual di 7 Eleven. Kesan pertama yang dibeikan oleh sang manajer adalah produk yang dia akan pasarkan sangat tidak layak jual. Kemasan adalah kuncinya. Dari situ Top memutar otak untuk menciptakan desain produk yang dapat diterima di pasaran. Akhirnya sanga manajer mau menerima produknya dengan syarat harus ada inspeksi perusahaan dalam satu bulan ke depan.
            Ide untuk membuat sebuah perusahaan dalam waktu satu bulan adalah gila. Karena budget yang dibutuhkan sangat besar. Dari situ Top memutar otak lagi dan didapatkan cara untuk mendapatkan uang.
            Inspeksi yng berlangsung tidak berjalan baik. Banyak kriteria perusahaan baik yang tidak dimiliki oleh perusahaan Top. Tetapi hasil inspeksi sangat mengejutkan. Dia mampu lolos dari inspeksi perusahaan manufaktur yang baik. Akhirnya Top mampu mendistribusikan produknya ke 7 Elven ke 6000 cabang di dunia.
            Top akhirnya mampu mengembalikan orang tuanya ke tempat asalnya, melunasi hutang ayahnya yang mencapai 40 juta baht dalam kurun waktu 2 tahun, memiliki perkebunan rumput laut sendiri dan memiliki lebih dari 10 ribu pekerja.


SWOT Top Ittipat

Berikut ini adalah SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat) dari Top Ittipat:
STRENGTH
·         Kreatif
·         Mau mengorbankan apa pun demi mencapai tujuan
·         Pekerja keras
·         Tidak akan berhenti sampai tujuannya tercapai
·         Memiliki pemikiran yang sigap
WEAKNESS
·         Berpikir pendek
·         Tidak ada dukungan dari orang tuanya malahan menghina dan mematahkan semangat Top.
·         Kurang memiliki pengalaman

THREAT
·      Umur Top masih sangat muda sehingga pengalaman yang dia miliki juga masih sangat sedikit. Kurangnya pengalaman inilah yang dapat menimbulkan hambatan-hambatan lain, seperti penipuan, kurangnya mitra, dan lain-lain. Salah satu contohnya adalah ketika Top menjual jimat miliknya seharga 100 ribu padahal harga aslinya lebih mahal dari itu.
·      Kerja keras yang berlebihan juga tidak baik karena membuat Top lupa untuk memerhatikan kesehatannya sendiri dan juga keluarganya. Hal ini terlihat ketika paman Top sakit karena kelelahan memenuhi hasrat dari Top untuk membuat jajanan rumput laut.
·       Ketika Top pertama kali berjualan kacang, terlihat bahwa Top memiliki sifat gegabah dan terlalu ambisius. Sifat ini akan menghancurkan dirinya sendiri. Hal ini tercermin ketika Top sukses menjual kacangnya di sebuah mal kemudian dia ingin membangun cabang baru. Dia tidak memerhatikan hal-hal yang terjadi selama proses penjualan tersebut. Akhirnya dia dikeluarkan karena asap jualannya mengotori atap mal tersebut.


OPPORTUNITY
·         Dengan sifat “muka tembok” yang dia miliki, Top memiliki peluang lebih untuk dapat menjalin relasi. Relasi oenting untuk meningkatkan kualitas proses bisnis yang dia jalankan. Semisal ketika dia membutuhkan desainer untuk membuat desain produknya.
·         Orang gegabah biasanya berpikir setelah dia bergerak. Hal ini sebenarnya juga memiliki nilai positif yaitu cepat dan sigap. Hal ini penting bagi pemula yang tidak tahu apa-apa sehingga dia dapat segera mengetahui kondisi sebenarnya. Setelah mengetahui kondisi sebenarnya dengan lebih cepat, kita juga dapat menyusun ulang strategi kita dengan cepat pula.

·         Kegagalan yang dialami Top juga membuat dia memiliki banyak peluang untuk menjadi lebih baik lagi lagi. Kegagalan tersebut sebenarnya membuat Top belajar dari segi moral, produksi, partnership, dan lain-lain.
Read more ...

laguku

C                     G
mungkinkah kau tahu
 Am                            Em
rasa cinta yang kini membara
F                     Dm
yang masih tersimpan
                    G
dalam lubuk jiwa

C                G
ingin kunyatakan
 Am                                Em
lewat kata yang mesra untukmu
F                   Dm
namun ku tak kuasa
                    G
untuk melakukannya

Reff :

           C                        G
mungkin hanya lewat lagu ini
Am                  Em
akan kunyatakan rasa
  F                                Dm
cintaku padamu rinduku padamu
     G
tak bertepi

         C                         G
mungkin hanya sebuah lagu ini
    Am                        Em
yang slalu akan kunyanyikan
 F                        Dm
sebagai tanda betapa aku
   G
inginkan kamu

C G Am Em F Dm G A

Reff :
          D                  A
mungkin hanya lewat lagu ini
Bm                  F#m
akan kunyatakan rasa
  G                         Em
cintaku padamu rinduku padamu
       A
tak bertepi

           D                    A
mungkin hanya sebuah lagu ini
    Bm                F#m
yang slalu akan kunyanyikan
 G                       Em
sebagai tanda betapa aku
  A
inginkan kamu
Read more ...

saint of my life

intro: G D C D G

G
good night good night my little angel
D
good night good night my little ones
C
spread your wings and
D G
fly away to your dreams

G
when you’re sleep, i’m on your side
D
when you’re awake, i’ll be your still
C D G
close your eyes put a smile on your face

reff:
E
don’t be scared cause
C G D
i’ll be there to hold you tight
E C
you’re the king you’re the queen
G D
you’re the saint of my life
E C G D
when the world is trembling down don’t you cry
E C
cause there’s nothing nothing
G D
that will keep us a part
C B
aaa aaa aaaaa

G
sing with me my little darling
D
sing along to this lullabies
C D
take the moon kiss the stars G
so goodnight

intro: G D C D G

back To Reff
Read more ...

sejauh mungkin

Intro : C

C                           Am
Lelah hati yang tak kau lihat andai saja
           F                            G
Dapat kau rasa kan letihnya jiwaku karna sifatmu
C                          Am
Indah cinta yang kau berikan kini tiada
        F                         G
Lagi kudapatkan teduhnya jiwa

Reff
              C
Baiknya kupergi
               Am
Tinggalkan dirimu
             F
Sejauh mungkin
              G
Untuk melupakan

              C
Baiknya kupergi
               Am
Tinggalkan dirimu
             F
Sejauh mungkin
              G
Untuk melupakan

                C
Dirimu yang slalu
               Am
Tak pedulikan ku
               F
Yang mencintaimu
                G
Yang menyayangimu

Em              Am
Bila saat nanti aku jauh
         F
Kuharap kau mengerti
            G      
Kuharap kau sadari
Read more ...

Kalau Ada yang Gratis, Kenapa Harus Bayar?

Ada satu kalimat yang cukup sering dibicarakan oleh perempuan jika berhadapan dengan penawaran produk atau jasa: Kenapa mesti membayar jika memang bisa dapat gratis? Seberapa penting “produk atau layanan gratis” bagi mereka?



Needs vs Budget

Dalam riset yang dilakukan oleh MarkPlus Insight mengenai Women: Anxieties and Desires (2010), aspek price (harga) menempati urutan kedua setelah needs (kebutuhan) berkaitan dengan faktor yang dipertimbangkan oleh perempuan sebelum membeli produk atau mengakses suatu layanan. Sebanyak 79,9 persen responden menyatakan bahwa “I usually purchase something based on my needs and budget”. Hal ini menunjukkan bahwa bagi perempuan di hampir semua level, faktor harga tetap menjadi poin penting. Bahkan, harga menjadi salah satu dari lima besar aspek yang mereka pertimbangkan sebelum membeli produk atau mengakses layanan.

Mengapa perempuan seolah-olah menjadi sangat price sensitive? Salah satu alasannya adalah “keseimbangan”. Dalam benak perempuan, faktor ini menjadi penting manakala mereka sudah berpenghasilan atau mereka sudah berumah tangga. Dari hasil riset MarkPlus Insight tersebut juga ditemukan bahwa sebanyak 84,9 persen perempuan yang telah menikah juga mengelola gaji suami. Kepiawaian untuk mengelola sehingga pada saat akhir bulan tidak terjadi defisit mengakibatkan perempuan harus cerdas dan bijaksana. Salah sedikit saja, mereka bisa dibilang “tidak becus, ceroboh dan boros”. Wajarlah apabila mereka sangat khawatir jika menjelang akhir bulan pundi-pundi keuangan mereka tidak ada sisa atau malahan defisit. Wajar pula ketika kemudian mereka sangat concern terhadap harga.

Pengeluaran untuk kebutuhan belanja bulanan (termasuk makanan) menempati pos terbesar hampir di semua segmen.  Sangat rasional ketika kemudian pada saat pembelian produk, perempuan berusaha mati-matian menyeimbangkan antara pendapatan dengan pengeluaran, kalau bisa malah menyisakan untuk mereka tabung atau digunakan untuk pembelian barang lain yang sifatnya sekunder atau bahkan tersier. Demi menekan budget, perempuan rela mengejar diskon, meski kadang-kadang harus rela mengantre dan memerlukan biaya transport yang tinggi untuk mencapai lokasi penjualan, apalagi jika ada produk atau layanan yang ditawarkan secara gratis bagi mereka.

Seberapa Efektif Penawaran Gratis kepada Perempuan?

Jujur saja, sejauh ini penawaran layanan atau produk yang  100 persen gratis untuk perempuan masih  bersifat insidental dan biasanya berhubungan dengan event tertentu (misalnya Hari Perempuan Sedunia, atau Hari Kartini).  Dalam beberapa tahun terakhir ini saja, yang terlihat cukup antusias memberikan layanan gratis kepada perempuan adalah sektor perhotelan dan pariwisata, diikuti beberapa sektor kesehatan. Namun demikian, penawaran gratis kepada perempuan terlihat masih  bersifat setengah-setengah. Seperti misalnya yang dilakukan oleh salah satu hotel berbintang di Jakarta yang mencoba menawarkan layanan gratis untuk pengunjung perempuan, mulai dari menginap, makan, hingga spa dan perawatan tubuh, hanya saat Hari Perempuan Sedunia, 8 Maret.

Ada juga layanan kesehatan gratis untuk perempuan, yaitu pemeriksaan pap-smear untuk mendeteksi kanker serviks, atau layanan KB gratis, tetapi itu pun juga dalam rangka Hari Kesehatan Nasional, 7 April. Belum lagi layanan gratis juga ditawarkan oleh salah satu provider telekomunikasi terkemuka di Indonesia, melalui konten seputar dunia perempuan, karena pelanggan provider ini kebanyakan memang didominasi oleh kaum hawa. Layanan tersebut dapat diakses dengan nomor menu browser tertentu dan langsung terhubung dengan menu yang menampilkan beragam informasi dan tips seputar dunia perempuan, yakni tren gaya hidup (lifestyle), tips cantik dan sehat, tips keluarga dan anak hingga resep masakan ala Farah Quinn, dan lain-lain langsung dari ponsel.

Contoh layanan yang diharapkan berjalan kontinyu adalah layanan gratis untuk perempuan korban KDRT (kekerasan Dalam Rumah Tangga). Rumah Sakit atau sumber-sumber perawatan yang menolak pasien korban KDRT justru akan mendapatkan sanksi dari Pemerintah. Ada juga layanan persalinan gratis untuk Ibu Hamil di daerah yang minim sumber perawatan. Layanan ini dicanangkan sejak Maret 2010, yang didasarkan pada tingginya angka kematian ibu melarkan di Indonesia. Menurut data Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia Pasifik (UNESCAP), Program Pembangunan PBB (UNDP), UNFPA, dan WHO, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia telah berada pada posisi 420 per 100.000 penduduk. Syukurlah, Pemerintah Indonesia masih peduli dengan mengucurkan dana sekitar Rp 1,45 triliun untuk program ini. Namun demikian, apakah sejauh ini perempuan benar-benar menikmati layanan tersebut? Apakah yang sebenarnya apa dibutuhkan oleh perempuan sudah terakomodasi secara optimal?

Gratis, Siapa Takut?

Bagaimana mengelola perempuan sebagai market share? Salah satu aspek penting yang harus diperhatikan adalah “eksklusivitas”. Buatlah perempuan mau meluangkan waktu dan merasa nyaman terhadap produk atau layanan Anda, kemudian berikan penawaran khusus yang menarik perhatian konsumen untuk membelinya. Pada bagian penawaran khusus, embel-embel “gratis” bisa menjadi alternatif untuk menarik hati perempuan. Lalu, apa yang bisa dinikmati oleh produsen atau perusahaan apabila mereka memberikan fasilitas gratis kepada perempuan? Apakah kemudian perusahaan bisa memperoleh keuntungan?

Di era Marketing 3.0, perilaku dan nilai-nilai dari sebuah perusahaan semakin terbuka untuk diinspeksi oleh publik. Perkembangan jaringan sosial membuat orang semakin mudah untuk membicarakan kinerja perusahaan, produk dan brand baik fungsional maupun sosial, apalagi generasi konsumen saat ini sudah lebih banyak memperhatikan isu-isu dan masalah sosial. Akan lebih tampak jelas lagi di kalangan perempuan. Perusahaan yang women-centric akan mendapat simpati lebih dalam dari kaum perempuan. Mereka tidak lagi menjadi sasaran utama penjualan produk atau jasa, melainkan sebagai mitra yang siap bekerjasama untuk mengkomunikasikan kinerja perusahaan melalui word of mouth ke sesama perempuan. Perusahaan semestinya bisa menangkap peluang ini sebagai tantangan menghadapi era Marketing 3.0 dan tidak hanya merasa tenang di “zona aman” Marketing 1.0 atau 2.0.

Memberikan sesuatu yang gratis kepada para perempuan sesungguhnya cukup impactful. Gratis bisa dimaknai sebagai “kompensasi” atau “hadiah” karena perempuan telah berjasa untuk ikut memasarkan produk kita, meski secara tidak langsung. Wajarlah jika nilai word of mouth dalam merekomendasikan produk kita semestinya dihargai dalam bentuk free marketing for women.
Read more ...

Kamis, 22 Mei 2014

membuat form biodata (PBO 2)






cara mendesain form biodata, berikut scriptnya :



import javax.swing.*;
import java.awt.*;
import java.awt.event.*;
import java.awt.font.*;
import java.util.*;

public class FormBiodata extends JFrame implements ActionListener, ItemListener, MouseListener, MouseMotionListener{
    // Pendeklarasian atribut
    @SuppressWarnings("unchecked")
    JLabel lblNama, lblAlamat, lblJnsKelamin, lblAgama, lblHobi, lblFonts, lblMouse;
    JTextField txtNama;
    JTextArea txtAlamat, txtResult;
    JScrollPane spAlamat, spResult;
    JRadioButton rbLaki, rbPerempuan, rbHitam, rbMerah, rbBiru;
    ButtonGroup grupKelamin, grupWarna;
    JComboBox cboAgama, cboFonts,cboSize;
    JCheckBox cbMakan, cbBaca, cbJalan, cbBold, cbItalic, cbUnderline;
    JButton cmdBatal, cmdSimpan, cmdClear;
    Font font;
    int valBold = Font.PLAIN;
    int valItalic = Font.PLAIN;
    String itemAgama[] = {"Islam","Kristen","Katolik","Hindu","Budha","Konghuchu"};
    String itemFonts[] = {"Arial","Arial Narrow","Bridgnorth","Calibri","Courier New","EngrvrsOldEng BT","Fraktur BT","Kingthings Petrock","Monotype Corsiva","Times New Roman", "Tahoma"};
   
    String itemSize[] = {"12","14","16","18","20","22","24","26","28","36","48","72"};
   
    // Pendeklarasian Konstruktor
    public FormBiodata(){
        setDefaultLookAndFeelDecorated(true);
        setTitle("Formulir Biodata...");
        setDefaultCloseOperation(JFrame.EXIT_ON_CLOSE);
        setLayout(null);
        setSize(450,520);
        setLocationRelativeTo(null);
       
        // Inisislisasi Komponen
        lblNama = new JLabel("Nama");
        add(lblNama);
        lblNama.setBounds(10,10,150,20);
       
        lblAlamat = new JLabel("Alamat");
        add(lblAlamat);
        lblAlamat.setBounds(10,40,150,40);
       
        lblJnsKelamin = new JLabel("Jenis Kelamin");
        add(lblJnsKelamin);
        lblJnsKelamin.setBounds(10,90,150,20);
       
        lblAgama = new JLabel("Agama");
        add(lblAgama);
        lblAgama.setBounds(10,125,150,20);
       
        lblHobi = new JLabel("Hobi");
        add(lblHobi);
        lblHobi.setBounds(10,160,150,20);
       
        txtNama = new JTextField();
        add(txtNama);
        txtNama.setBounds(120,10,200,20);
       
        txtAlamat = new JTextArea();
        spAlamat = new JScrollPane(txtAlamat);
        add(spAlamat);
        spAlamat.setBounds(120,40,300,40);
       
        rbLaki = new JRadioButton("Laki-laki",true);
        add(rbLaki);
        rbLaki.setBounds(120,90,100,20);
       
        rbPerempuan = new JRadioButton("Perempuan");
        add(rbPerempuan);
        rbPerempuan.setBounds(220,90,100,20);
       
        grupKelamin = new ButtonGroup();
        grupKelamin.add(rbLaki);
        grupKelamin.add(rbPerempuan);
       
        cboAgama = new JComboBox(itemAgama);
        add(cboAgama);
        cboAgama.setBounds(120,125,140,20);
       
        cbMakan = new JCheckBox("Makan");
        add(cbMakan);
        cbMakan.setBounds(120,160,100,20);
       
        cbBaca = new JCheckBox("Baca");
        add(cbBaca);
        cbBaca.setBounds(220,160,100,20);
       
        cbJalan = new JCheckBox("Jalan-jalan");
        add(cbJalan);
        cbJalan.setBounds(320,160,100,20);
       
        cmdSimpan = new JButton("Simpan");
        add(cmdSimpan);
        cmdSimpan.setBounds(40,200,100,30);
       
        cmdClear = new JButton("Clear");
        add(cmdClear);
        cmdClear.setBounds(170,200,100,30);
       
        cmdBatal = new JButton("Keluar");
        add(cmdBatal);
        cmdBatal.setBounds(300,200,100,30);
       
        lblFonts = new JLabel("Pilih Fonts :");
        add(lblFonts);
        lblFonts.setBounds(120,250,150,20);
       
        cboFonts = new JComboBox(itemFonts);
        add(cboFonts);
        cboFonts.setBounds(200,250,160,20);
       
        cboSize = new JComboBox(itemSize);
        add(cboSize);
        cboSize.setBounds(370,250,50,20);
       
        txtResult = new JTextArea();
        spResult = new JScrollPane(txtResult);
        add(spResult);
        spResult.setBounds(120,280,300,170);
       
        cbBold = new JCheckBox("Bold");
        add(cbBold);
        cbBold.setBounds(10,280,80,20);
       
        cbItalic = new JCheckBox("Italic");
        add(cbItalic);
        cbItalic.setBounds(10,305,80,20);
       
        cbUnderline = new JCheckBox("Underline");
        add(cbUnderline);
        cbUnderline.setBounds(10,330,80,20);
       
        rbHitam = new JRadioButton("Hitam",true);
        add(rbHitam);
        rbHitam.setBounds(10,370,80,20);
       
        rbMerah = new JRadioButton("Merah");
        add(rbMerah);
        rbMerah.setBounds(10,395,80,20);
       
        rbBiru = new JRadioButton("Biru");
        add(rbBiru);
        rbBiru.setBounds(10,420,80,20);
       
        grupWarna = new ButtonGroup();
        grupWarna.add(rbHitam);
        grupWarna.add(rbMerah);
        grupWarna.add(rbBiru);
       
        lblMouse = new JLabel("Informasi Posisi Mouse : ");
        add(lblMouse);
        lblMouse.setBounds(10,380,300,170);
       
        // Pemberian Event Source mengarahkan ke method MouseListener
        addMouseListener(this);
        // Pemberian Event Source mengarahkan ke method MouseMotionListener
        addMouseMotionListener(this);
       
        // Pemberian Event Source mengarahkan ke method ActionListener
        cmdSimpan.addActionListener(this);
        cmdClear.addActionListener(this);
        cmdBatal.addActionListener(this);
        cboFonts.addActionListener(this);
        cboSize.addActionListener(this);
       
        // Pemberian Event Source mengarahkan ke method ItemListener
        cbBold.addItemListener(this);
        cbItalic.addItemListener(this);
        cbUnderline.addItemListener(this);
        rbHitam.addItemListener(this);
        rbMerah.addItemListener(this);
        rbBiru.addItemListener(this);
    }
   
    // Event Listener dengan Interface ActionListener
    public void actionPerformed(ActionEvent event) {
        if (event.getSource()== cmdBatal) keluarSystem();
        else if (event.getSource()== cmdSimpan) simpanText();
        else if (event.getSource()== cmdClear) bersihkanText();
        else if (event.getSource() == cboFonts) jenisFonts();
        else if (event.getSource() == cboSize) jenisFonts();
    }
   
    // Event Listener dengan Interface  ItemListener
    public void itemStateChanged(ItemEvent item) {
        // Bold, Italic
        if ( item.getSource() == cbBold ){
            valBold = cbBold.isSelected() ? Font.BOLD : Font.PLAIN;
            int size = new Integer(cboSize.getSelectedItem()+"");
            txtResult.setFont( new Font(cboFonts.getSelectedItem().toString(), valBold + valItalic, size ) );
        }
        if ( item.getSource() == cbItalic ){
            valItalic = cbItalic.isSelected() ? Font.ITALIC : Font.PLAIN;
            int size = new Integer(cboSize.getSelectedItem()+"");
            txtResult.setFont( new Font(cboFonts.getSelectedItem().toString(), valBold + valItalic, size ) );
        }
        // Underline
        if (cbUnderline.isSelected()){
            int size = new Integer(cboSize.getSelectedItem()+"");
            font = new Font(cboFonts.getSelectedItem().toString(),valBold + valItalic,size);
            Map attributes = font.getAttributes();
            attributes.put(TextAttribute.UNDERLINE, TextAttribute.UNDERLINE_ON);
            txtResult.setFont(font.deriveFont(attributes));
        }else{
            int size = new Integer(cboSize.getSelectedItem()+"");
            font = new Font(cboFonts.getSelectedItem().toString(),valBold + valItalic,size);
            txtResult.setFont(font);
        }
       
        // rbHitam, rbMerah, rbBiru;
        if (item.getSource() == rbHitam) txtResult.setForeground(Color.BLACK);
        else if (item.getSource() == rbMerah) txtResult.setForeground(Color.RED);
        else if (item.getSource() == rbBiru) txtResult.setForeground(Color.BLUE);
    }
   
    // Event Handler untuk Tombol Batal
    public void keluarSystem() {
        System.exit(0);
    }
   
    // Event Handler untuk Tombol Clear
    public void bersihkanText() {
        txtNama.setText("");
        txtAlamat.setText("");
        cboAgama.setSelectedItem("Islam");
        txtResult.setText("");
        txtResult.setText("");
        rbLaki.setSelected(true);
        cbMakan.setSelected(false);
        cbBaca.setSelected(false);
        cbJalan.setSelected(false);
    }
   
    // Event Handler untuk Tombol Simpan
    public void simpanText() {
        txtResult.append("Nama : " + txtNama.getText()+"\n" );
        txtResult.append("Alamat : " + txtAlamat.getText()+"\n" );
       
        // Jenis kelamin Lakilaki / Perempuan
        if(rbLaki.isSelected()==true ){
            txtResult.append("Jenis Kelamin : " + rbLaki.getText()+"\n" );
        }else{
            txtResult.append("Jenis Kelamin : " + rbPerempuan.getText()+"\n" );
        }
       
        // Makan, Baca, Jalan
        if(cbMakan.isSelected() && cbBaca.isSelected() && cbJalan.isSelected()){
            txtResult.append("Hobi : " + cbMakan.getText()+ ", " + cbBaca.getText()+ ", " + cbJalan.getText()+"\n" );
        }
        // Makan, Baca
        else if(cbMakan.isSelected() && cbBaca.isSelected()){
            txtResult.append("Hobi : " + cbMakan.getText()+ ", " + cbBaca.getText()+"\n" );
        }
        // Makan, Jalan
        else if(cbMakan.isSelected() && cbJalan.isSelected()){
            txtResult.append("Hobi : " + cbMakan.getText()+ ", " + cbJalan.getText()+"\n" );
        }
        // Jalan, Baca
        else if(cbJalan.isSelected() && cbBaca.isSelected()){
            txtResult.append("Hobi : " + cbJalan.getText()+ ", " + cbBaca.getText()+"\n" );
        }
        // Makan
        else if(cbMakan.isSelected()){
            txtResult.append("Hobi : " + cbMakan.getText()+"\n" );
        }
        // Baca
        else if(cbBaca.isSelected()){
            txtResult.append("Hobi : " + cbBaca.getText()+"\n" );
        }
        // Jalan
        else if(cbJalan.isSelected()){
            txtResult.append("Hobi : " + cbJalan.getText()+"\n" );
        }
        txtResult.append("-------------------------------------" +"\n" );
    }
   
    // Event Handler untuk Combo Box Jenis dan Ukuran Fonts
    private void jenisFonts(){
        if (cbUnderline.isSelected()){
            int size = new Integer(cboSize.getSelectedItem()+"");
            font = new Font(cboFonts.getSelectedItem().toString(),valBold + valItalic,size);
            Map attributes = font.getAttributes();
            attributes.put(TextAttribute.UNDERLINE, TextAttribute.UNDERLINE_ON);
            txtResult.setFont(font.deriveFont(attributes));
        }else{
            int size = new Integer(cboSize.getSelectedItem()+"");
            font = new Font(cboFonts.getSelectedItem().toString(),valBold + valItalic,size);
            txtResult.setFont(font);
        }
    }
   
    //Mouse Listener event Handler
    //Mouse Clicked
    public void mouseClicked(MouseEvent me){
        lblMouse.setText("Informasi Posisi Mouse : "+"Clicked at ["+ me.getX() + "," + me.getY() + "]");
    }
    //Mouse Released
    public void mouseReleased(MouseEvent me){
        lblMouse.setText("Informasi Posisi Mouse : "+"Pressed at [" + me.getX() + "," + me.getY() + "]");
    }
    //Mouse Pressed
    public void mousePressed(MouseEvent me){
        lblMouse.setText("Informasi Posisi Mouse : "+"Pressed at [" + me.getX() + "," + me.getY() + "]");
    }
    //Mouse Entered
    public void mouseEntered(MouseEvent me){
        lblMouse.setText("Informasi Posisi Mouse : "+"Entered at [" + me.getX() + "," + me.getY() + "]");
    }
    //Mouse Exited
    public void mouseExited(MouseEvent me){
        lblMouse.setText("Informasi Posisi Mouse : "+"Exit Window at [" + me.getX() + "," + me.getY() + "]");
    }
   
    // Mouse Motion Listener Event Handler
    //Mouse Dragged
    public void mouseDragged(MouseEvent me){
        lblMouse.setText("Informasi Posisi Mouse : "+"Dragged at [" + me.getX() + "," + me.getY() + "]");
        //konten.setBackground(Color.YELLOW);
    }
    //Mouse Moved
    public void mouseMoved(MouseEvent me){
        lblMouse.setText("Informasi Posisi Mouse : "+"Moved at [" + me.getX() + "," + me.getY() + "]");
    }
   
    // Program Utama
    public static void main(String[] args){
        FormBiodata formBiodata = new FormBiodata();
        formBiodata.setVisible(true);
    }
}
Read more ...